Nusa Dua – Kehadiran teknologi seluler generasi keempat atau 4G LTE (Long Term Evolution) sudah sangat dinanti di Indonesia. Teknologi LTE menjanjikan efisiensi dan akses data berkecepatan tinggi. Lantas berapa kira-kira kecepatan LTE yang bisa dinikmati para pengguna di Tanah Air?
XL Axiata merupakan salah satu operator seluler di Indonesia yang kini tengah bersiap menggelar layanan LTE. Dan untuk menguji jaringannya, anak usaha Axiata Group ini baru saja menggelar trial LTE di Bali.
Dalam trial 4G LTE yang dihadiri telsetnews di Bali itu, pihak XL menunjukan dan bahkan memberikan kesempatan langsung untuk merasakan sebagian keunggulan yang dimiliki layanan 4G milik XL.
Keunggulan tersebut antara lain berupa video call dengan gambar dan suara yang jernih tanpa terputus, kemampuan mengunduh dan mengunggah dengan cepat, game online, speed button, dan hologram.
Kemampuan yang diuji seperti itulah yang akan bisa dinikmati oleh para delegasi peserta KTT APEC. XL juga menyediakan kartu perdana khusus 4G LTE yang akan dibagikan secara terbatas kepada delegasi peserta.
Sementara untuk mengetahui berapa kecepatan 4G XL, dilakukan pengujian mengggunakan aplikasi Speedtest.net di beberapa lokasi yang berbeda di wilayah Nusa Dua Bali. Lokasi ini dipilih karena nantinya acara KTT APEC akan digelar di wilayah tersebut.
Dari hasil speed test tersebut diperoleh rata-rata kecepatan downlink 4G XL sekitar 74 – 75 Mbps. Kecepatan 4G yang dilihat saat speed test di Bali itulah akan menggambarkan kecepatan 4G LTE di Indonesia.
“Kecepatannya memang bervariasi tergantung kondisi di lapangan, tapi kira-kira kecepatan LTE di Indonesia dalam kondisi normal akan seperti dalam hasil speed test di Bali ini,” kata Direktur Service Management XL Ongky Kurniawan di acara trial LTE di Nusa Dua, Bali (23-24/9).
Dia menyebutkan, dalam uji coba di Bali, pihaknya telah menyiapkan 9 unit BTS 4G XL di Nusa Dua, dengan kecepatan downlink 35-75 Mbps di area Convention Center dengan menggunakan pita 2.100 MHz.
XL bersama Huawei juga akan mengimplementasikan jaringan barunya, Huawei Mobile Broadband Networker Solution, yang memungkinkan pelanggan untuk memiliki kendali instan terhadap kecepatan downlink dan uplink.
“Ini adalah solusi pertama di dunia untuk jaringan LTE, yang memungkinkan pengguna untuk berlangganan Internet kecepatan yang lebih tinggi, bahkan untuk lima menit saja,” jelas Deputy Director of Wireless Solution Huawei, Very Jodi.
XL sendiri, menurut Ongky, masih belum bisa memastikan akan menggelar LTE di spectrum mana, karena yang memutuskan dari pihak pemerintah selaku regulator. XL sendiri saat ini memang baru mengantongi izin trial LTE.
Trial LTE di Bali ini juga merupakan izin trial outdoor pertama yang didapat XL. Dan hasil dari pengujian di Bali nantinya akan jadi pertimbangan akan menggunakan spektrum mana, apakah di 1.800 MHz atau 2,1 GHz.
“Operator di dunia banyak menggunakan spektrum 1.800 MHz karena secara coverage lebih luas dibanding 2,1 GHz, dan dari sisi ketersediaan perangkat juga lebih banyak. Idealnya memang di 1.800,” ujarnya.
Namun Ongky menegaskan, persiapan XL dalam menggelar LTE bukan melulu bicara kecepatan, tapi juga yang tidak kalah penting adalah soal penggunaannya yang lebih luas.
“Kalau bicara soal LTE tak cuma soal kecepatan, tapi kami juga ingin bagaimana LTE bisa diimplementasikan di industri dengan lebih luas,” kata Ongky.
Selaku operator seluler, lanjut dia, XL tidak ingin hanya sebagai penyedia pipa saja, tapi juga akan masuk ke bisnisnya, sepeti machine to machine (M2M), cloud, dll. “Bisnis model XL ke depan akan masuk ke semua bisnis atau biasa kami sebut DNA (device, network, application),” tandasnya.
sumber:
majalah telset