Pada saat perang berkecamuk antara Majapahit barat dengan Majapahit timur berlangsung, Jawa kedatangan utusan kekaisaran China, dalam sejarah utusan-utusan tersebut dipimpin oleh laksamana Cheng-ho.
Utusan-utusan tersebut mendatangi tiap-tiap kerajaan termasuk didalamnya Majapahit barat dan Timur, pada saat menjadi tamu di Istana Kerajaan Majapahit timur inilah, pucak dari perang Paregreg meletus. Kejadian tersebut diperkirakan terjadi pada tahun 1406 masehi.
Bukan main kejamnya politik jaman dahulu ya. Ada pembantaian ratusan tentara Cina sebagai batu loncatan calon penguasa untuk menguasai Jawa Timur.
Pada tahun itu pihak Majapahit Barat yang dipimpin Bre Tumapel (Putra Wikramardana) menyerbu Majapahit timur, dalam penyerbuan ini pasukan Bre Tumapel berhasil menghancurkan pasukan Majapahit timur, bahkan berhasil menduduki Istana, dalam peristiwa perang kota dan perebutan Istana ini sebanayak 170 utusan kekaisaran China, yaitu bagian dari orang-orang China rombongan laksaman Cheng-ho ikut terbunuh.
Dalam penyerangan itu, Bre Wirabhumi dikisahkan melarikan diri dari Istan dengan menggunakan perahu, akan tetapi pelariannya ini tidak berhasil, ia ditangkap dan untuk kemudian ia dipenggal oleh Raden Gajah (Narapati) yang kala itu menjabat sebagai Anggabaya.
Kepala Bre Wirabhumi kemudian dibawa kehadapan Raja Majapahit barat. Setelah terbunuhnya Bre Wirabhumi, Majapahit kemudian resmi menjadi satu kerajaan lagi, sebab Kerajaan Majapahit timur telah runtuh.
Terbunuhnya 170 utusan kekaisaran China kemudian membuat masalah baru bagi kerajaan Majapahit barat, Kaisar China memprotes tindakan tersebut, mereka melayangkan keberatan, dan meminta ganti rugi dari tewasnya ratusan pasukan mereka.
sumber sejarah majapahit, facebook sejarah cirebon
0 komentar:
Posting Komentar
Sopanlah dalam berkomentar kawan